Rabu, 07 Maret 2012

RENUNGAN


...KERIKIL...

            Suatu hari seorang pekerja proyek naik ke lantai gedung paling tinggi. Saat berada diatas, ia harus menyampaikan sesuatu yang penting pada temannya yg berada dibawah. Sekuat tenaga ia berteriak memanggil-manggil temannya itu namun yang dipanggil tidak mendengar sedikitpun lantaran suara bising mesin dan kendaraan proyek..
Tak lama kemudian ia punya ide, untuk menarik perhatian tem...annya itu dilemparnya sebuah koin yang jatuh didepan temannya.
Temannya itu pun menghentikan pekerjaannya, mengambil uang itu lalu melanjutkan kembali pekerjaannya. Tiga kali diulangi, tiga kali pula temannya itu tak bergeming.
Merasa jengkel dengan sikap temannya yang tetap cuek setelah mengantongi uang itu, pekerja yang diatas melempar kerikil dan jatuh tepat diatas batok kepala temannya yg ada dibawah tadi. Sambil meringis lantaran sakit, ia pun mendongakkan kepalanya ke atas.
Saat itulah pekerja yg bertengkar disana baru bisa menyampaikan pesan penting tersebut.

Ilustrasi diatas adalah potret kecil dari kehidupan kita sehari-hari. Terkadang, Tuhan harus menjatuhkan ‘kerikil-kerikil’ untuk membuat kita mengadahkan wajah padaNya. Padahal tidak sedikit nikmat dan karunia yang diberikan, namun semua itu tidak cukup membuat kita menengadahkan wajah padaNya, tidak cukup membuat kita bersyukur tapi justru sebaliknya. Kita makin lupa terlena dan akhirnya lupa akan keberadaanNya.

Ya, semua masalah yang kita hadapi, semua cobaan yang kita temui, semua kejadiaan yang kita alami, semua cerita duka yang singgah ditelinga kita dan semua peristiwa yang mampir ke beranda rumah kita, semua itu hanya batu kecil, hanya kerikil yang Tuhan jatuhkan biar kita kembali ‘ngeh padaNya.

So, kerikil-kerikil itu mestinya bikin kita lebih arif menjalani hidup dan lebih bijak dalam bersikap serta bertindak. Bukan sebaliknya, membuat kita menjaga jarak dengan sang Maha.

Lalu, ‘suara bising’ itu adalah fasilitas dunia yang seringkali bikin kita terlena hingga lupa diri, mengabaikan kebahagian hidup yang lebih abadi. Semua itu adalah godaan, sayangnya kita lebih tertarik dengan godaan atau racun itu ketimbang menghindarinya. Kita lebih disibukkan dengan urusan dunia hingga lupa dengan kewajiban mengingatNya. Kita lupa bahkan mengabaikan perintahNya.

Dan salahkah yang punya kehidupan menegur kealpaan umatNya?

So, jadilah pekerja yang peka, yang bila berada ditempat sebising apapun tetap bisa mendengar seruan Yang Di Atas. Dengan kata lain, jadilah menusia santun yang tetap mengingat kebesaranNya, menyadari kekuasaanNya tanpa harus dijatuhi kerikil. Sebab cuma manusia bodoh yang untuk bisa mendongak ke atas harus ditimpuk terlebih dahulu. Semoga kita bukan orang-orang yang harus ditimpuk dan semoga kerikil-kerikil itu tidak menyentuh kepala kita.
Ya semoga.


LIMBAH

Limbah...bikin gerah


Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan.
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Bagaimana penanganan Limbah...ada beberapa tulisan yang mungkin bisa bermanfaat bagi anda semua
1. Dasar-dasar penanganan Limbah
2. Indikator Limbah
3. Dampak Limbah
4. Sampah dan Pengelolaannya
5. Penjernihan Air
6. Konservasi Air

Beberapa faktor yang memengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:
  1. pengolahan menurut tingkatan perlakuan
  2. pengolahan menurut karakteristik limbah
Untuk mengatasi berbagai limbah dan air limpasan (hujan), maka suatu kawasan permukiman membutuhkan berbagai jenis layanan sanitasi. Layanan sanitasi ini tidak dapat selalu diartikan sebagai bentuk jasa layanan yang disediakan pihak lain. Ada juga layanan sanitasi yang harus disediakan sendiri oleh masyarakat, khususnya pemilik atau penghuni rumah, seperti jamban misalnya.
  1. Layanan air limbah domestik: pelayanan sanitasi untuk menangani limbah Air kakus. 
  2. Jamban yang layak harus memiliki akses air besrsih yang cukup dan tersambung ke unit penanganan air kakus yang benar. Apabila jamban pribadi tidak ada, maka masyarakat perlu memiliki akses ke jamban bersama atau MCK.
  3. Layanan persampahan. Layanan ini diawali dengan pewadahan sampah dan pengumpulan sampah. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak atau truk sampah. Layanan sampah juga harus dilengkapi dengan tempat pembuangan sementara (TPS), tempat pembuangan akhir (TPA), atau fasilitas pengolahan sampah lainnya. Dibeberapa wilayah pemukiman, layanan untuk mengatasi sampah dikembangkan secara kolektif oleh masyarakat. Beberapa ada yang melakukan upaya kolektif lebih lanjut dengan memasukkan upaya pengkomposan dan pengumpulan bahan layak daur-ulang.
  4. Layanan drainase lingkungan adalah penanganan limpasan air hujan menggunakan saluran drainase (selokan) yang akan menampung limpasan air tersebut dan mengalirkannya ke badan air penerima. Dimensi saluran drainase harus cukup besar agar dapat menampung limpasan air hujan dari wilayah yang dilayaninya. Saluran drainase harus memiliki kemiringan yang cukup dan terbebas dari sampah.
  5. Penyediaan air bersih dalam sebuah pemukiman perlu tersedia secara berkelanjutan dalam jumlah yang cukup. Air bersih ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan makan, minum, mandi, dan kakus saja, melainkan juga untuk kebutuhan cuci dan pembersihan lingkungan.